Minggu, 27 Maret 2011

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SPRINGBED DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA PT XYZ

DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting (Edisi ke-7). Yogyakarta: BPFE

Hansen, Don R dan Maryanne M Moven. 1997. Akuntansi Manajemen. Edisi 4. Jakarta: Erlangga.

Hansen & Mowen. 2000. Manajemen Biaya, Akuntansi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090301021941AAbFxde) diakses 10 November 2009

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.

2005. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta: STIE YKPN.

Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya. Bandung: Refika Aditama.

Nur Zahirah. 2005 Evaluasi Harga Pokok Produksi Pada PT ABC. Tugas Akhir. Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Simamora Henry. 1999. Akuntansi Manajemen, Jakarta: Salemba Empat.

Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Aditya Media.

Supriyono. 2002. Manajemen Biaya: Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

2000. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penetuan Harga Pokok. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

1999. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Yogyakarta: BPFE.

Sutrisno. 2001. Akuntansi Biaya Untuk Manajemen (Edisi ke-2). Yogyakarta: Ekonisia.

BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang Masalah
Akibat krisis keuangan yang melanda Indonesia pada akhir tahun 2008, beberapa perusahaan mengalami kepailitan, baik itu industri manufaktur, dagang, maupun jasa. Bagi perusahaan yang mampu bertahan, tentu harus bersaing dan menyesuaikan kembali harga jual produknya dengan kondisi sekarang.
Keadaan yang semakin menyulitkan dunia bisnis akibat dari krisis moneter tersebut yaitu kenaikan harga bahan bakar minyak yang cukup tinggi, yang selanjutnya berdampak sangat besar bagi perekonomian di Indonesia, khususnya bagi perusahaan yang menggunakan bahan bakar minyak dalam kegiatan produksinya.
Kenaikan harga bahan bakar minyak tersebut mendorong peningkatan harga barang dan jasa seperti harga bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya telepon, biaya listrik dan lain-lain. Kenaikan harga-harga tersebut, membuat perusahaan harus semakin selektif dalam menghasilkan produknya agar dapat bersaing dengan produk lain dalam pangsa pasar yang ada.
Perkembangan teknologi produksi yang semakin pesat mendorong perusahaan untuk menggantikan tenaga kerja manusia dengan mesin dalam proses produksinya, sehingga biaya tenaga kerja menurun dan biaya overhead pabrik cenderung meningkat. Sejalan dengan peningkatan penggunaan mesin tersebut, maka akan berdampak terhadap komposisi biaya produksi, khususnya biaya konversi akibat penurunan biaya tenaga kerja dan peningkatan biaya overhead tersebut.
Pembebanan biaya bahan langsung dan upah langsung pada produk yang dihasilkan dapat dilakukan dengan tepat dan mudah karena biaya-biaya tersebut dapat dialokasikan secara langsung ke produk jadi. Akan tetapi, pembebanan biaya overhead (biaya pabrikasi) pada produk yang dihasilkan perlu dilakukan dengan cermat, karena biaya ini tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada produk jadi sehingga membutuhkan metode alokasi tertentu.
Pada perusahaan manufaktur, biaya operasi terdiri dari biaya produksi dan biaya komersial. Biaya produksi meliputi biaya bahan langsung, upah langsung dan biaya pabrikasi tak langsung (overhead pabrik) dan merupakan komponen yang paling penting karena merupakan dasar untuk menetapkan harga pokok produksi. Sedangkan biaya komersial meliputi biaya administrasi dan umum, biaya pemasaran dan biaya lain selain dari biaya produksi.
Dalam proses penentuan harga pokok produksi, pihak manajemen perusahaan harus mampu mengklasifikasikan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu produk agar harga pokok dari produk yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Sebab jika terjadi kesalahan dalam penetapan harga pokok produksi, maka hal ini akan berpengaruh pada penetapan harga jual yang pada akhirnya akan berakibat pada tingkat perolehan laba.
Harga pokok merupakan akumulasi dari biaya-biaya yang dibebankan kepada produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Perhitungan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode harga pokok pesanan (job order costing) dan metode harga pokok proses (process costing). Jika perusahaan berproduksi berdasarkan pesanan maka metode yang digunakan adalah metode harga pokok pesanan sedangkan jika perusahaan berproduksi secara proses/massal maka metode yang digunakan adalah metode harga pokok proses.
PT XYZ merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan springbed. Perusahaan memproduksi springbed berdasarkan pesanan yang masuk, namun perusahaan belum mampu melakukan pengklasifikasian biaya secara tepat, sehingga sering terjadi kesalahan dalam pengalokasian biaya. Terdapat biaya yang merupakan biaya penjualan tetapi oleh perusahaan digolongkan sebagai biaya produksi, dan perusahaan tidak melakukan pemisahan terhadap biaya overhead pabrik, bahkan perusahaan tidak memperhitungkan biaya-biaya yang seharusnya menjadi unsur pembentuk harga pokok produksi springbed, antara lain biaya penyusutan gedung pabrik, penyusutan mesin, penyusutan kendaraan, biaya pemeliharaan mesin, dan biaya pemeliharaan kendaraan.
Kesalahan ini akan berakibat terhadap total harga pokok produksi yang melekat pada satu unit springbed. Sehingga akan berpengaruh terhadap harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Jadi besarnya harga pokok yang melekat untuk produksi 1 (satu) unit springbed tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Berikut disajikan penggunaan biaya overhead pabrik pada PT. XYZ, dimana selama bulan Agustus perusahaan hanya memasukkan biaya tenaga kerja satpam, lem, BBM/Listrik, air dan telepon sebagai biaya overhead pabrik.
Tabel 1.1
Penggunaan Biaya Overhead Pabrik PT XYZ
Biaya overhead pabrik Jumlah (Rp)
Biaya tenaga kerja satpam 5.430.000
Lem 4.000.000
BBM/Solar 2.700.000
Listrik 6.000.000
Air 200.000
Telepon 3.000.000
Total BOP 21.330.000
Sumber: PT XYZ, Agustus 2009
Dari tabel diatas perusahaan tidak memasukkan biaya penyusutan gedung pabrik, penyusutan mesin, penyusutan kendaraan, biaya pemeliharaan mesin, dan biaya pemeliharaan kendaraan kedalam unsur biaya overhead pabrik, namun seharusnya seluruh biaya tersebut merupakan unsur pembentuk harga pokok produksi.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis terdorong untuk memilih judul “Perhitungan Harga Pokok Produksi Springbed dengan Menggunakan Metode Harga Pokok Pesanan Pada PT XYZ”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah berapa jumlah harga pokok produksi springbed jika menggunakan metode harga pokok pesanan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa jumlah harga pokok produksi perusahaan jika menggunakan metode harga pokok pesanan.
Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis menghitung harga pokok produksi Springbed untuk jenis supreme bulan Agustus 2009, karena pada bulan tersebut terjadi peningkatan produksi menjelang lebaran, dan jenis produk supreme merupakan produk yang paling laku dipasaran.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai suatu bahan masukan bagi perusahaan demi perkembangan perusahaan.
2. Bagi penulis
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang kinerja dari sistem harga pokok pesanan dan mengetahui dampak dari penerapan harga pokok pesanan pada perusahaan, dan tentunya sebagai aplikasi dari ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan.
3. Bagi pembaca
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan sebagai sumber bacaan mengenai perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan harga pokok pesanan.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Biaya
Menurut Mursyidi (2008:13) “biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi baik yang berwujud maupun tidak berwujud yang dapat diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”.
Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa “biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.
Supriyono (2002:16) “biaya (expenses) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan”. Sedangkan menurut Mulyadi (2000:8); “biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi, untuk obyek atau tujuan tertentu”.
Simamora (1999:36) mendefinisikan biaya sebagai “biaya (cost) kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan yang dikeluarkan terhadap suatu barang atau jasa yang dapat diukur dengan satuan uang untuk memperoleh manfaat dari suatu barang.
B. Klasifikasi Biaya
Untuk menentukan harga pokok produksi secara teliti, maka biaya perlu diklasifikasikan/digolongkan sehingga dapat dipisahkan antara biaya produksi dan biaya bukan produksi.
Penggolongan adalah proses pengelompokan secara sistematis atas keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih berarti.
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang akan digunakan untuk berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan. Menurut Mulyadi (2005:13) biaya digolongkan ke dalam beberapa bagian yaitu:
1. Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran
Dalam penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar.
2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan.
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum.
a. Biaya produksi yaitu: biaya-biaya yang terjadi untuk mengelola bahan baku menjadi produk jadi siap untuk dijual, yang termasuk biaya produksi adalah;
1) Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku yang akan diolah menjadi bagian produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasi atau diikuti jejaknya.
2) Biaya tenaga kerja langsung, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji atau upah kepada yang menangani proses produksi secara langsung, yang manfaatnya dapat diidentifikasi jejaknya pada produk tertentu.
3) Biaya overhead pabrik adalah biaya yang dikeluarkan selain dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, namun masih berada dalam ruang lingkup produksi. Contohnya biaya gaji karyawan, dan lain-lain.
b. Biaya pemasaran, yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pemasaran produk. Biaya ini meliputi: fungsi penjualan, fungsi penggudangan produk selesai, fungsi pengepakan dan fungsi pengiriman, fungsi advertensi, fungsi pemberian kredit dan pengumpulan piutang serta fungsi pembuatan faktur atau administrasi penjualan;
c. Biaya adaministrasi dan umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi dan lain-lain.
3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
Sesuatu yang dibiaya dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:
a. Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya adalah adanya sesuatu yang dibiayai. Contoh biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung;
b. Biaya tidak langsung (inderect cost), adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Contoh biaya overhead pabrik.
4. Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
a. Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah total berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya bahan baku;
b. Biaya semivariabel, yaitu biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel;
c. Biaya semifixed, yaitu biaya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume tertentu;
d. Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlahnya totalnya tetap dalam kisaran volume tertentu.
5. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya akan dibebankan.
a. Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun;
b. Pengeluaran penghasilan (revenue expenditure), adalah biaya yang akan dikeluarkan dengan masa manfaat kurang dari satu tahun atau berjangka pendek.
6. Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya.
a. Biaya terkendali (controllable cost), merupakan biaya yang dapat dipengaruhi secara langsung oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu;
b. Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost), adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan berdasarkan wewenang yang dimiliki atau dalam jangka waktu tertentu.
7. Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan. Untuk pengambilan keputusan, biaya dikelompokkan sebagai berikut:
a. Biaya relevan (relevant cost), adalah biaya yang akan mempengaruhi keputusan;
b. Biaya tidak relevan (irrelevant cost), adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan.
Sedangkan menurut Supriyono (2002:18) biaya digolongkan kedalam beberapa bagian yaitu:
a. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan/aktivitas perusahaan (cost classified according to the function of business activity) yang dikelompokkan menjadi :
1) Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat dikelompokkan ke dalam: (1) biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai di dalam pengolahan produk. (2) biaya tenaga kerja langsung adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasi atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan. (3) biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
2) Biaya pemasaran, yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas.
3) Biaya administrasi dan umum, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum.
4) Biaya keuangan, yaitu semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan.
b. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya akan dibebankan, penggolongannya adalah sebagai berikut:
1) Pengeluaran modal (capital expenditures), pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada beberapa periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang.
2) Pengeluaran penghasilan (revenues expenditures), pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran terjadi.
c. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahan terhadap aktivitas atau kegiatan atau volume yang dapat dikelompokkan menjadi:
1) Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut: biaya yang jumlah totalnya tetap (konstan) tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas dan sampai dengan tingkat tertentu. Biaya tetap satuan akan berubah dan berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan. Semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan. Sebaliknya, semakin rendah volume maka semakin tinggi biaya satuan.
2) Biaya variabel, memiliki karakteristik sebagai berikut: biaya yang jumlah totalnya akan berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel. Satuan biaya variabel tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan menjadi biaya satuan konstan.
3) Biaya semi variabel, memiliki karakteristik sebagai berikut: biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Pada biaya semi variabel, biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding.
d. Penggolongan biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya yang dibiayai, dapat dibagi menjadi:
1) Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.
2) Biaya tidak langsung (indirect cost), adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada obyek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.
e. Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya, dapat dikelompokkan menjadi:
1) Biaya terkendalikan (controllable cost), adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
2) Biaya tidak terkendalikan (uncontrollable cost), adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan/pejabat tertentu berdasarkan wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat dalam jangka waktu tertentu.
f. Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan, dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Biaya relevan (relevant cost), adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan di dalam pengambialan keputusan.
2) Biaya tidak relevan (irrelevant cost), adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak perlu diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan.
C. Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi menunjukkan biaya produksi selama proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Menurut Soemarso (2004:287) “harga pokok produksi (cost of goods manufactured) adalah biaya pabrik ditambah dengan persediaan dalam proses awal dikurangi dengan persediaan dalam proses akhir. Biaya ini merupakan biaya produksi dari barang yang telah diselesaikan selama satu periode”. Definisi lain dikemukakan oleh Zaki Baridwan (2000:156) “Harga Pokok (Cost) yang dirumuskan sebagai harga yang dibayar atau dipertimbangkan untuk memperoleh suatu aktiva. Dalam hubungannya dengan persediaan harga pokok adalah jumlah semua pengeluaran-pengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan penyiapan dan penempatan persediaan tersebut agar dapat dijual. Perumusan harga pokok seperti di atas sulit dijalankan dalam praktek sehingga biasa terjadi penyimpangan-penyimpangan”.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa harga pokok produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan suatu produk atau barang jadi. Jadi harga pokok produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dalam jangka waktu tetentu ditambah barang dalam proses awal periode dikurangi barang dalam proses akhir periode.
D. Unsur-Unsur Pembentuk Harga Pokok Produksi
Biaya-biaya produksi yang membentuk harga pokok produksi menurut Hansen/Mowen (2000:45) dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Biaya bahan baku, adalah biaya yang berhubungan dengan bahan baku pada suatu produk. Dalam metode harga pokok pesanan, biaya bahan penolong tidak termasuk di dalamnya.
2. Biaya tenaga kerja, adalah biaya tenaga kerja utama dalam proses produksi. Dalam metode harga pokok pesanan yang tergolong dalam biaya ini adalah biaya tenaga kerja langsung.
3. Biaya overhead pabrik, adalah biaya-biaya yang terjadi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Komponen biaya ini adalah biaya bahan penolong, biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya sebagai akibat berlalunya waktu (biaya penyusutan), dan biaya yang memerlukan pengeluaran uang tunai, misalnya biaya listrik, air, telepon, dan biaya sewa gudang.
Bahan baku adalah material atau bahan dasar yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk tertentu setelah melewati suatu proses tertentu (http://id.answers.yahoo.com).
Menurut Mulyadi (2000:208) ”bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian dari produk jadi tetapi nilainya relatif kecil dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut”.

E. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi
Pada perusahaan manufaktur atau pengolahan bahan baku menjadi produk jadi tidak akan terlepas dari masalah pengumpulan harga pokok produksi. Tujuan pengolahan produk pada perusahaan manufaktur tersebut bermacam-macam, ada yang bertujuan untuk memenuhi pesanan dari langganan, ada pula yang bertujuan untuk mengisi persediaan yang nantinya akan dijual ke pasar.
Supriyono (1999:36) menyatakan bahwa “jika pola pengumpulan harga pokok dapat dikelompokkan menjadi dua metode, yaitu: metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses”.
F. Definisi Metode Harga Pokok Pesanan
Untuk unggul di dalam persaingan jangka panjang, perusahaan harus mampu menghasilkan laba yang maksimal. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba ditentukan oleh tiga faktor yaitu, fleksibilitas,mutu, dan biaya. Dengan demikian, sistem informasi harus dirancang agar mampu menyediakan informasi bagi manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan tiga faktor yang menentukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tersebut.
Menurut Supriyono (1999:36) metode harga pokok pesanan adalah “metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya”.
Pendekatan baru dalam akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan tersebut di atas disebut “job order costing”, sistem ini merupakan sistem informasi tentang pekerjaan (kegiatan) yang mengkonsumsi sumber daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen.
Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan adalah biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah, suatu pesanan adalah output yang diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu untuk mengisi kembali suatu item dari pesediaan .
Untuk menghitung biaya berdasarkan pesanan secara efektif, pesanan harus dapat diidentifikasikan secara terpisah. Agar rincian dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus ada perbedaan penting dalam biaya per unit suatu pesanan dengan pesanan lain.
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan overhead yang dibebankan ke setiap pesanan. Sebagai hasilnya, perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat dipandang dalam tiga bagian yang saling berhubungan. Akuntansi bahan baku memelihara catatan persediaan bahan baku, membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan membebankan bahan baku tidak langsung keoverhead. Akuntansi tenaga kerja memelihara akun-akun yang berhubungan dengan beban gaji, membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan, dan membebankan tenaga kerja tidak langsung ke overhead. Akuntansi overhead mengakumulasi biaya overhead, memelihara catatan terinci atas overhead, dan membebankan sebagian dari overhead ke setiap pesanan.
G. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan
Menurut Sutrisno (2001:17) karakteristik harga pokok pesanan adalah:
1. Tujuan perusahaan berproduksi adalah untuk memenuhi pesanan dari pelanggan dengan spesifikasi sesuai yang diminta oleh pelanggan.
2. Dasar kegiatannya adalah pelanggan, bila tidak ada pesanan maka perusahaan tidak ada kegiatan.
3. Sifat kegiatannya adalah terputus-putus atau intermitten, bergantung pada pesanan yang diterima.
4. Jenis barang yang dihasilkan adalah heterogen artinya bermacam-macam jenis dan bentuknya.
5. Pengumpulan biaya dilakukan setiap satu pesanan selesai, tidak harus menunggu sampai akhir periode.
6. Perhitungan harga pokok untuk masing-masing pesanan, sehingga untuk menghitung besarnya harga pokok perunit adalah:

H. Prosedur Akuntansi Biaya pada Metode Harga Pokok Pesanan
Prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan meliputi organisasi formulir, catatan-catatan dan laporan-laporan yang terkoordinasi dalam rangka melaksanakan kegiatan untuk melayani pesanan dan menyajikan informasi biaya bagi manajemen. Prosedur akuntansi biaya dapat dikelompokkan sebagai berikut
1. Prosedur akuntansi biaya bahan dan suplies
Prosedur akuntansi biaya bahan dan suplies meliputi prosedur pembelian sampai dengan pemakaian bahan dan suplies di dalam pabrik.
2. Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja
Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja meliputi prosedur terjadinya gaji dan upah, pembayaran dan distribusi gaji dan upah untuk semua karyawan perusahaan baik produksi maupun non produksi, baik karyawan perusahaan baik produksi maupun non produksi, baik karyawan yang gajinya tetap perbulan maupun yang ditentukan oleh jam kerjanya.
3. Prosedur akuntansi biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling kompleks, untuk keadilan dan ketelitian pembebanan harus digunakan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka. Alasan pemakaian tarif pembebanan adalah sebagai berikut:
a. Adanya biaya overhead yang timbul setelah aktivitas berlalu;
b. Adanya biaya yang baru dapat dihitung pada akhir periode;
c. Adanya biaya yang terjadi hanya pada interval waktu tertentu.
Dari uraian tersebut jelas bahwa biaya overhead yang sesungguhnya baru dapat dihitung pada akhir periode, padahal harga pokok pesanan harus dihitung saat pesanan selesai tanpa menunggu akhir periode, jadi untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada pesanan harus digunakan tarif yang ditentukan di muka. Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
T = B / K
T = Tarif biaya overhead pabrik
B = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu
K = Budget kapasitas pembebanan untuk periode yang bersangkutan.
4. Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode
Pada metode harga pokok pesanan setiap ada pesanan yang selesai dipindahkan dari Departemen Produksi ke seksi Gudang Produk Selesai dan harus dihitung harga pokoknya, jumlah harga pokok pesanan yang selesai dapat dihitung dengan merekam kartu harga pokok pesanan dan selanjutnya memindahkan kartu tersebut dari fungsinya sebagai rekening pembantu Barang Dalam Proses ke fungsi yang baru sebagai pembantu rekening persediaan produk selesai.
5. Prosedur akuntansi penjualan atau penyerahan produk kepada pemesan.
Dari seksi gudang produk selesai pesanan dikirimkan kepada pemesan.
I. Manfaat Penentuan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan metode Harga Pokok Pesanan
1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan;
2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan;
3. Memantau realisasi biaya produksi;
4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan;





















BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini berlansung mulai dari Mei 2009 sampai dengan Nopember 2009.
2. Tempat Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis memilih PT XYZ yang merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi dan menjual Springbed dan berlokasi di Jln. Kima 10 Kav. A1 Kawasan Industri Makassar.
B. Tipe Penelitian
Adapun tipe Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penulis melakukan observasi langsung ke lapangan dengan cara melakukan wawancara dengan pimpinan perusahaan dan beberapa karyawan yang berkaitan dengan materi penulisan pengumpulan data.
2. Penelitian sekunder (Library Research), yaitu metode pengumpulan data dengan mempelajari dan membantu literatur-literatur yang menyangkut teori-¬¬¬teori yang berhubungan dengan manajemen pengendalian bahan baku.

C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian di lapangan yaitu:
1. Wawancara yaitu mengajukan pertanyaan kepada beberapa pihak dalam perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh perusahaan.
2. Analisis dokumen yaitu menganalisis laporan-laporan yang berasal dari perusahaan berkaitan dengan masalah yang dihadapi perusahaan.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis adalah:
a. Data kuantitatif, data yang diperoleh dari perusahaan berupa laporan harga pokok produksi, dan rincian biaya overhead pabrik.
b. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari perusahaan berupa gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, aliran proses produksi dan informasi-informasi yang menyangkut kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan, baik yang berupa dokumen maupun melalui hasil wawancara.
c. Data Primer, data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung terhadap objek penelitian baik melalui wawancara maupun melalui dokumentasi berbagai sumber dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian.
d. Data Sekunder, data yang diperoleh dengan mempelajari berbagai dokumen dan literatur yang relevan yang dibahas dalam penelitian.
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Responden, data yang bersumber dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan seperti karyawan.
b. Dokumen, data yang bersumber dari perusahaan yang terkait dengan masalah yang penulis teliti.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu dengan mengolah data berupa angka-angka untuk memperoleh harga pokok produksi yang tepat. Sehingga nantinya dapat melakukan perhitungan harga pokok produksi terhadap suatu produk.









Tabel 3.1
Laporan Harga Pokok Produksi

Laporan Harga Pokok Produksi

Biaya Bahan Baku Langsung
Persediaan awal bahan baku xxx
Pembelian bahan baku xxx
Jumlah bahan baku yang tersedia xxx
Persediaan akhir bahan baku xxx
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik:
Upah tenaga kerja tidak langsung xxx
Biaya peny. Aktiva xxx
Bahan baku penolong xxx
BOP lainnya xxx
Total BOP yang dibebankan xxx
Total biaya produksi yang dikeluarkan xxx
Persediaan awal barang dalam proses xxx
Persediaan akhir barang dalam proses xxx
Harga Pokok Produksi xxx
Sumber: Hansen, Don R dan Mowen M. 1997, Hal. 162



Tabel 3.2
Kartu Harga Pokok Pesanan

Kartu Harga Pokok Pesanan

Nama : No. Pesanan :
Alamat : Tgl. Pesanan :
Spesifikasi Pesanan : Tgl. Pengiriman :
Jumlah :
Biaya Bahan Baku

Tgl Jenis Unit Harga Pokok Perunit Total (Rp)


Jumlah Xxx

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tgl Nama Produk Unit Tarif Per Produk Total (Rp)


Jumlah Xxx

Biaya Overhead Pabrik

Tgl Jenis Biaya Jumlah Tarif Total (Rp)


Jumlah Xxx
Rekapitulasi Biaya:
Jenis Biaya Total (Rp)
Biaya Bahan Baku Xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung Xxx
Biaya Overhead Pabrik Xxx
Jumlah Xxx
Sumber: Drs. R.A. Supriyono, S. U., Akt. 2000. Hal 91

PERENCANAANLABA DENGAN METODE BREAK EVEN POINT PADA PT XYZ

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin. 2007. Akuntansi Manajemen. Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada.

Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi. Graha Ilmu:Yogyakarta.

Erni. 2005.”Analisis Biaya Volume Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada
PT. Bumi Sarana Beton di Makassar”. Tugas Akhir. Makassar:
Jurusan Akuntansi

Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE.

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Edisi Keenam. Penerbit Universitas Gajah Mada:Yogyakarta.

Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Manajemen. Edisi Dua. UPP AMP YKPN:
Jakarta.

Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi. Ekonesia: Yogyakarta.

Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan. Edisi Kedua. BPFE;Yogyakarta.


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Semakin pesatnya persaingan dalam dunia usaha saat ini menuntut manajemen perusahaan semakin profesional agar dapat mengolah usahanya dengan baik demi kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan.Pihak manajemen dalam menjalankan kegiatan operasionalnya,harus berupaya memperoleh dan mengalokasikan sumber dayanya secara efektif dan efisien agar dapat mencapai tujuan perusahaan pada umumnya yaitu memperoleh laba.
Perusahaan dapat menjaga tingkat profitabilitasnya apabila semua aktivitas yang ada dalam perusahaan tersebut dilaksanakan secara terus menerus disertai dengan langkah dan strategi yang terencana, terkoordinasi, dan terkendali.Laba merupakan ukuran yang seringkali dipakai dalam menilai keberhasilan manajemen suatu perusahaan.Laba tersebut sangat erat hubungannya dengan harga jual, biaya penjualan, dan volume penjualan.
Harga jual, biaya penjualan, dan volume penjualan saling berkaitan satu sama lain, karena biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan dan harga jual mempengaruhi volume penjualan. Oleh karena itu, dalam perencanaan, hubungan antar biaya penjualan dan laba memegang peranan yang sangat penting untuk merumuskan kebijaksanaan perusahaan dimasa yang akan datang.
Hubungan antar biaya, volume dan laba merupakan teknik dalam menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan dan biaya, untuk membantu pihak perusahaan merencanakan laba.Salah satu metode yang dapat digunakan perusahaan dalam perencanaan laba adalah metode break even point atau metode titik impas.
Break Even Point bertujuan untuk mengetahui jumlah unit penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian maupun memperoleh keuntungansebagai bagian dari analisis Cost Volume Profitmemfokuskan pada berbagai faktor yang mempengaruhi komponen laba. Dengan mengetahui tingkat BEP, maka perusahaan akan berusaha meningkatkan penjualan di atas BEP untuk memperoleh laba dan menghindari penjualan di bawah BEP agar tidak menderita kerugian.
PT XYZ adalah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang industriotomotif,dimana setiap bulannya volume aktivitas penjualan perusahaan berubah-ubah sesuai dengan permintaan konsumen.Tingkat aktivitas penjualanperusahaan yang selalu saja berubah-ubah menyebabkan kecenderungan laba yang diperolehberbeda pula.Penentuan break even pointakanmembantu perusahaan dalam menentukan tingkat aktivitas minimum perusahaan atau merencanakan laba. Hal ini akan memudahkan pihak manajemen dalam menentukan laba pada masa akan datang.
Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk menyusun tugas akhir dengan judul “Perencanaan Laba dengan MetodeBreak Even Pointpada PT XYZ”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu perusahaan belum dapat menentukan tingkat berapa terjadibreak even point agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat Break Even Point atau titik impas pada PT XYZ.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penyusunan tugas akhir ini antara lain:
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perusahaan dalam melihat hubungan yang terdapat antara biaya, laba dan volume penjualan;
Sebagai bahan masukan bagi manajemen perusahaan dalam merencanakan laba perusahaan;
Agar dapat meningkatkan wawasan penulis dalam menerapkan teori dengan praktek yang ada di dunia usaha khususnya mengenai BEP;
Untuk bahan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Biaya
Aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menciptakan ataumemproduksi suatu barang atau jasa tentu saja memerlukan pengorbanan. Pengorbanan yang timbul untuk mencapai tujuan suatu perusahaan disebut biaya atau cost. Semakin besar jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan mencapai keuntungan.
Menurut Mulyadi (2000:3), “biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi ataukemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”.
Selanjutnya menurut Henry (2002:36), “biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi”.
Biaya berkaitan dengan segala jenis organisasi bisnis, non bisnis, jasa,eceran dan pabrikasi.Biaya sering diukur dengan satuan-satuan moneter (sebagai contoh, rupiah atau dollar) yang mesti dibayar untuk barang dan jasa. Biaya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat-manfaat di masa depan. Dalam perusahaan berorientasi laba, manfaat-manfaat di masa depan biasanya berarti pendapatan. Pada umumnya, jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dan cara biaya tersebut diklasifikasikan tergantung pada jenis organisasinya.

Klasifikasi Biaya
Biaya yang dikeluarkan atau yang terjadi didalam perusahaan harus dicatat dan digolongkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan penentuan harga pokok secara teliti dan tepat, pengendalian biaya dan analisis biaya.Oleh karena itu pencatatan, penggolongan dari biaya-biaya yang timbul sangat penting bagi perusahaan. Menurut Mulyadi, penggolongan biaya diklasifikasikan sebagai berikut:
Penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran.
Jika digolongkan atas dasar objek pengeluaran maka dapat dibagi ke dalam tiga bagian yaitu:
Biaya bahan baku;
Biaya tenaga kerja;
Biaya overhead pabrik;
Penggolongan biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan.
Biaya dapat digolongkan berdasarkan fungsi-fungsi dimana biaya tersebutterjadi atau berhubungan. Adapun fungsi-fungsi pokok yang terdapat didalam perusahaan manufaktur adalah fungsi-fungsi produksi, administrasi dan umum dan fungsi pemasaran, oleh karena itu biaya-biaya didalam perusahaan manufaktur dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu:
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.
Biaya administrasi dan umum adalah biaya-biaya yang tejadi dalam hubungannya dengan aktifitas produksi maupun pemasaran.
Biaya pemasaran biaya-biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan usaha untuk memperoleh pesanan. Untuk memperoleh pesanan, perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk menarik minat pembeli dengan mengadakan promosi penjualan, advertensi dan lain-lain, sedangkan untuk memenuhi pesanan perusahaan mengeluarkan biaya angkut, biaya asuransi dan biaya-biaya lain agar produk perusahaan sampai ke tangan pembeli.
Penggolongan atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
Biaya ini dapat dihubungkan dengan sesuatu yang dibiayai atau objek pengeluaran. Jika perusahaan mengolah bahan baku menjadi produk jadi, maka sesuatu yang dibiayai berupa produk, sedangkan jika perusahaan menghasilkan jasa, maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa penyerahan jasa tersebut. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah sesuatu yang dibiayai.
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.
Penggolongan biaya sesuai dengan tigkah lakunya terhadap perubahan volume kegiatan.
Untuk keperluan pengendalian biaya dan pengambilan keputusan, biaya dapat digolongkan sesuai dengan tingkah laku dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan yaitu:
Biaya tetap;
Biaya variabel;
Biaya semivariabel;
Penggolongan biaya atas dasar waktu
Perhitungan laba rugi suatu perusahaan dilakukan dengan cara mempertemukan penghasilan yang diperoleh dalm suatu periode akuntansi tertentu, dengan biaya-biaya yang terjadi dalam periode yang sama. Oleh karena itu, agar perhitungan laba atau rugi dan penentuan harga pokok produk dapat dilakukan secara teliti maka biaya-biaya digolongkan dalam hubungan dengan pembebanannyakedalam periode akuntansi tertentu. Atas dasar waktu, biaya dapat dibagi kedalam dua golongan yaitu:
Pengeluaran modal (Capital expenditure) adalah biaya-biaya yang dinikmati lebih dari satu periode akuntansi.
Pengeluaran penghasilan (Revenue expenditure) adalah biaya-biaya yang hanya bermanfaat di dalam periode akuntansi dimana biaya tersebut terjadi.

Perilaku Biaya
Kecenderungan biaya atau reaksi biaya terhadap perubahan volume aktivitas didalam perusahaan ada yang berubah dan ada yang tetap. Sebagai contoh, biaya asuransi, meskipun volume aktivitas perusahaan berubah biaya ini tetap tidak berubah. Sebaliknya, biaya bahan baku akan mengalami perubahan ketika volume aktivitas produksi berubah, reaksi biaya ini disebut perilaku biaya. Perilaku biaya ini terdiri atas tiga jenis, yaitu:
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Fixed cost adalah biaya yang secara total tidak mengalami perubahan meskipun volume aktifitas berubah.
Adapun ciri-ciri biaya tetap adalah:
Jumlahnya tetap atau konstan dalam batas-batas volume produksi tertentu;
Biaya per satuan akan mengecil dengan naiknya tingkat produksi;
Alokasi ke bagian-bagian sering dilakukan berdasarkan keputusan pimpinan atau berdasarkan suatu metode alokasi;
Pengawasan atas terjadinya biaya dalam banyak hal terletak pada pimpinan eksekutif, dan bukannya pada pimpinan operasional.




Adapun tipe fixed cost terdiri atas dua yaitu:
Commited Fixed Cost adalah biaya yang tidak dapat dihilangkan sama sekali walaupun operasi perusahaan dihentikan. Contohnya, biaya depresiasi, asuransi property, biaya gaji manajemen dan karyawan. Biaya-biaya ini terkait dengan investai jangka panjang, seperti kepemilikan aktiva tetap.
Discretionary Fixed Cost adalah biaya yang bisa ditiadakan jika manajemen tidak menghendakinya. Contohnya, biaya iklan, biaya public relation, biaya pengembangan manajemen. Biaya ini timbul dari keputusan jangka pendek (annualdecision) manajemen sehingga disebut juga managedfixed cost.
Biaya Variabel (VariableCost)
Biaya variabel adalah biaya yang totalnya berubah secara proporsional terhadap perubahan volume aktifitas perusahaan.
Adapun ciri-ciri dari biaya variabel adalah:
Jumlahnya akan berubah sebanding dengan volume produksi;
Biaya per satuan sekalipun volume produksi mengalami perubahan, pada umumnya konstan;
Dapat dengan mudah dialokasikan pada bagian-bagian operasional;
Pemakaian dan pengawasannya dapat dilimpahkan pada bagian yang bersangkutan.
Ada dua tipe biaya variabel yaitu yang perilakunya bertingkat (proportionately variabel cost) dan perilaku sebagai step variabel cost. Berikut ini grafik yang menggambarkan perilaku tersebut.






Proportionatelly variable costdisebut juga biaya variabel sesungguhnya. Di mana suatu variabel cost dikatakan benar-benar variabel atau proporsional ketika biaya tersebut berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan aktivitas. Contoh: Direct material cost.
Step variable cost, suatu variable cost dikatakan step variable cost ketika biaya tersebut berubah secara besar dari aktivitas atau berubah secara bertahap. Contoh: indirect material cost.
Sekecil apapun perubahan volume, costpadaproportionatelly variable cost pun berubah. Namun, costpadastep variable cost tidak mengalami perubahan ketika volume berubah.
Biaya Campuran (Mixed Cost)
Mixed cost adalah biaya yang berubah secara tidak proporsional karena perubahan volume aktifitas. Perubahan yang tidak proporsional ini disebabkan karena didalam mixed cost terdapat unsur variable costdan unsur fixed cost,ini menyebabkan cost ini disebut juga semi variable cost. Contoh mixed cost yaitu, biaya pemeliharaan mesin.
Ada tiga karakteristik penting yang menjadi ciri biaya semivariabel yaitu:
Total biaya semivariabel berfluktuasi dengan aktivitas;
Bagian dari biaya semivariabel yang berubah sesuai dengan aktivitas merupakan biaya variable;
Bagian biaya variabel berubah secara proporsional dengan aktivitas.









Untuk membagi elemen biaya semivariabel ke dalam komponen biaya tetap dan biaya variabel, dapat digunakan tiga metode, yaitu:
Metode Titik Tertinggi-Terendah (The High-Low Method)
Metode analisis biaya semivariabel ini menghendaki pengamatan biaya pada tingkat aktivitas tertinggi maupun aktivitas terendah dalam range yang relevan. Selisih biaya yang diamati pada dua periode (tertinggi dan terendah) dibagi dengan perubahan aktivitas (tertinggi dan terendah) untuk dapat menentukan jumlah biaya variabel yang terlibat.
Tingkat variabel =
Elemen Biaya Tetap = Total Biaya – Elemen Biaya Variabel
Metode Titik Sebar (The Scattergraph Method)
Dalam analisis biaya campuran, manajer berusaha menemukan tingkat rata-rata variabilitas biaya campuran. Cara penyelesaian ini lebih akurat dibanding titik tertinggi-terendah dengan cara memasukkan seluruh titik data biaya yang dapat diamati dalam analisis melalui penggunaan grafik.
Biaya digambarkan pada sumbu vertikal dan volume atau tingkat aktivitas pada sumbu horizontal.
Metode Kuadrat Terkecil (The Least-Square Method)
Metode kuadrat terkecil merupakan pendekatan yang lebih baik dari metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel. Metode ini menempatkan garis dengan menggunakan analisis statistik daripada hanya menempatkan garis regresi melalui data diagram terpencar dengan menggunakan pendekatan visual saja.
Untuk memahami perilaku biaya termasuk variabel atau tetap, maka harus diperhatikan hal-hal berikut ini:
Jangka waktu. Hal ini dikarenakan biaya dapat berubah dari fixed menjadi variabeltergantung pada apakah keputusan tersebut untuk jangka panjang atau jangka pendek;
Sumber daya yang tersedia ketika diperlukan;
Sumber daya yang tersedia sebelumnya;
Pemisahan biaya ini dimaksudkan untuk melihat reaksi berubahnya suatu biaya yang disebabkan oleh perubahan aktivitas agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan;

Analisis Titik Impas (Break Even Point Analysis)
Kegiatan pokok manajemen dalam perencanaan perusahaan adalah pengambilan keputusan dalam pemeliharaan berbagai macam alternatif dan perumusan kebijaksanaan. Ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang didapatkan oleh suatu perusahaan, dan analisa titik impas menyajikan informasi kepada manajemen sehingga memudahkannya dalam menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian laba perusahaan di masa yang akan datang.
Menurut Henry (2002:163), “titik impas (break even point) adalah volume penjualan dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak terdapat laba maupun rugi bersih”. Sedangkan menurut Bastian dan Nurlela (2007:208), “titik impas adalah suatu keadaan di mana perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan jumlah total biayanya, atau besarnya kontribusion margin sama dengan total biaya tetap”.
Dari kedua pendapat di atas disimpulkan bahwa BEPadalah titik di mana net income sama dengan nol dalam artian perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian.
Analisa titik impas memberikan informasi berapa tingkat penjualan minimum yang harus dicapai suatu perusahaan agar tidak menderita kerugian, dari analisa tersebut juga dapat diketahui sampai seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan boleh turun, agar perusahaan tidak menderita kerugian.
Tujuan analisa titik impas adalah untuk mencari tingkat aktifitas dimana pendapatan dari hasil penjualan sama dengan jumlah semua biaya variabel dan biaya tetapnya. Perusahaan tidak mendulang untung ketika hanya mencapai titik impas.Oleh karena itu, hanya penjualan biaya variabel dan biaya tetap saja yang dipakai untuk menghitung titik impas.titik impas normalnya bukan merupakan sasaran kinerja yang diharapkan namun titik impas ini dapat mengindikasikan tingkat penjualan yang diisyaratkan agar perusahaan terhindar dari kerugian.
Asumsi yang Mendasari Analisis BEP
Analisis Cost Volume Profit maupun BEP akan memberikan hasil yang memadai apabila asumsi berikut dipenuhi:
Perilaku penerimaan dan pengeluaran dilukiskan dengan akurat danbersifat linier;
Biaya dapat dipisah menjadi biaya tetap dan biaya variable;
Efisiensi dan produktivitas tidak akan berubah;
Harga jual tidak akan mengalami perubahan;
Biaya-biaya tidak berubah;
Bauran penjualan tetap konstan;
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persediaan awal dan persediaan akhir;
Manfaat Analisis BEP
Manfaat yang dapat diambil dari analisis BEP menurut Sutrisno (2001:211) adalah sebagai berikut:
Perencanaan Penjualan atau Produksi
Rencana produksi dan penjualan perusahaan bisa direncanakkan dengan menggunakan konsep BEP. Penjualan yang direncanakan perusahaan tentunya disertai dengan target laba yang diinginkan.
Perencanaan Harga Jual Normal
Salah satu keputusan yang diambil oleh manajer keuangan adalah penentuan harga jual. Harga jual merupakan sejumlah uang yang dibayarkan pembeli untuk mendapatkan barang/jasa yang diinginkan. Bagi perusahaan, harga jual harus bisa menutupi semua biaya dan target keuntungan.
Perencanaan Metode Produksi
Analisis ini bisa digunakan untuk menentukan metode produksi guna menentukan alternatif pemilihan metode produksi atau mesin produksi. Apakah akan menggunakan konsep padat karya ataukah padat modal dalam proses produksi.
Titik Tutup Pabrik
Apabila kondisi perusahaan menunjukkan biaya total melebihi pendapatan totalnya, dapat berarti perusahaan beroperasi di bawah BEP, Dalam hal ini perusahaan dapat menutup atau tetap menjalankan operasinya. Untuk itu manajemen dapat menganalisanya dengan menggunakan analisis BEP.
Contribution Margin dalam Analisis BEP
Contribution marginmerupakan selisih antara penjualan dengan biaya variabel pada tingkat kegiatan tertentu. Dalam analisis BEP, contribution marginsangat diperlukan sekali karena memudahkan pengambilan keputusan dengan cepat dan sebagai titik awal dari keputusan-keputusan berikutnya.
Komputasi Titik Impas
Menurut Henry (2002:164),BEP dapat ditentukan dengan beberapa cara, yaitu:
Metode Persamaan (Equation Method)
Ancangan matematis dengan memakai metode persamaan (equation method) adalah berdasarkan pada laporan laba rugi dengan format margin kontrubusi seperti berikut:
Penjualan – Jumlah biaya = Laba Bersih
Atau,
Penjualan – Biaya variabel – Biaya tetap = Laba Bersih
Atau,
Penjualan = Biaya variabel + Biaya tetap + Laba Bersih
Pada titik impas, laba bersihnya tentu saja nol. Oleh karena itu, titik impas dapat dihitung dengan mencari titik dimana penjualannya sama dengan jumlah biaya variabel ditambah biaya tetapnya.
Metode Kontribusi Unit (Unit Contribution Method)
Metode ini merupakan variasi dari metode persamaan. Ini didasarkan pada pendapat yang menganggap bahwa setiap unit yang terjual memberikan jumlah margin kontribusi tertentu yang akan menutupi biaya tetap. Untuk mencari BEP, jumlah biaya tetap harus dibagi margin kontribusi yang dihasilkan oleh setiap unit. Metode ini menggunakan rumus:
BEP (dalam unit)= (Biaya Tetap)/(Margin Kontribusi Per Unit)
BEP (dalam rupiah)= (Biaya tetap)/(Rasio Margin Kontribusi)
Ancangan Grafis (Graphic Approach)
Grafik kerap dibuat agar para manajer dapat menvisualisasikan titik impas dan profitabilitas dari bermacam-macam kombinasi pendapatan dan biaya dalam kisaran volume penjualan tertentu.Ancangan grafis ini terutama berfaedah bagi para manajer dalam mengevaluasi dampak perubahan tingkat volume di masa silam atau volume penjualan yang diproyeksikan pada masa yang akan datang. Dengan memakai grafis, manajer dapat menghindari perhitungan-perhitungan matematis yang setiap kali diperlukan pada waktu tingkat penjualan yang berbeda tengah dipertimbangkan.
Menurut Henry (2002:166) menguraikan tahap pembuatan grafik BEP sebagai berikut:
Membuat sumbu vertikal untuk jumlah rupiah penjualan dan biaya perusahaan, sumbu horizontal menunjukkan volume penjualan yang dilakukan perusahaan.
Garis jumlah penjualan dipatok mulai dari nol pada sisi kiri grafik. Titik kedua ditentukan dengan mengalikan setiap unit penjualan pada aksis horizontal dengan harga jual per unit.
Menarik garis biaya tetap secara horizontal mulai dari sumbu vertikal.
Garis jumlah biaya ditarik mulai dari titik biaya tetap tadi pada sumbu vertikal. Titik kedua ditentukan dengan mengalikan setiap unit dengan biaya variabel lalu ditambahkan dengan biaya tetap.
Perpotongan antara garis pendapatan dan garis jumlah biaya merupakan titik BEP.









BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada bulan Desember 2008 sampai Januari 2009.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT XYZ yang berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan Km.9 Makassar.

B.Tipe Penelitian
Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan yang berkaitan dengan objek penelitian ini.
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan dokumen-dokumen berupa data biaya dan data penjualan yang terjadi dalam perusahaan.

C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil observasi dan wawancara yang diajukan kepada pihak perusahaan PT XYZ.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur lain sebagai referensi dalam mendukung penulisan ini.

Metode Analisis
Adapun sebagai dasar dalam menghitung BEP, penelitian ini menggunakan analisis BEP yang sebelumnya didahului dengan mengadakan pengelompokan biaya yang terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel serta penghitungan jumlah penjualan yaitu:
Menetapkan tingkat BEPdengan contribution margin method.
Analisis Kontribusi Unit
"BEP =" (Biaya Tetap)/MarginKontribusiPerUnit
Analisis Kontribusi Total
BEP=(Biaya Tetap)/(Rasio Margin Kontribusi)

PERANCANGAN PROGRAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS VISUAL BASIC.NET 2005 PADA PT XYZ

DAFTAR PUSTAKA
Husein, Muhammad Fachri. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
http:/www.Persaingan Usaha Travel. Muhlis Suhaeri. 2008. Menabur Citra Membangun Usaha Travel (diakses 26 Desember 2008).
Ismaya, Sujana. 2006. Kamus Akuntansi. Bandung: Pustaka Grafika.
LPKBM MADCOMS. 2005. Panduan Pemrograman dan Referensi Kamus visual Basic 6.0. Yogyakarta: ANDI.
Romney, M dan Steinbart, P. 2004. Accounting Information System. Tenth Edition, Prentice Hall.
Romney, M dan Steinbart, P. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Sembilan. Jakarta: Salemba Empat.
Salim, Peter & Yenni Salim. 1990. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press.
Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. 2006. Pemrograman Visual Basic.NET 2005. Yogyakarta: ANDI.
Wiidjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi.
William. E, Borrows. 2002. Programming Bussinies Aplications with Ms. Visual Basic 6.0. New York: McGraw-Hill.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Transportasi merupakan salah satu jenis perusahaan jasa yang berperan sebagai alat untuk memindahkan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain melalui media darat, laut, dan udara. Saat ini telah banyak penyedia jasa transportasi baik dari berbagai perusahaan penerbangan maupun dari PT Pelni sebagai penyedia jasa transportasi laut terbesar di Indonesia.
Industri penerbangan di Indonesia sedang mengalami trend yang meningkat. Salah satu sebabnya adalah terbukanya kebijakan otonomi daerah yang menyebabkan setiap daerah berlomba membangun “pintu gerbang udara” sendiri. Artinya, kedepan jumlah pengguna transportasi lewat udara pun secara otomatis akan bertambah tentunya membuat bisnis travel harus lebih siap menghadapi persaingan. Begitu juga dengan PT Pelni yang harus dapat mempertahankan penumpang melalui peningkatan kualitas pelayanan.
Kecenderungan ini bisa dilihat dari data yang ada. Saat ini terdapat 10 penerbangan domestik. Setiap tahun, jumlah penumpang pesawat meningkat secara drastis. Pada tahun 2005, tercatat 19,1 juta pengguna pesawat terbang, pada tahun 2006 meningkat menjadi 24 juta dan meningkat lagi 30 juta orang pada tahun 2007 (Suhaeri, 2008).
Kondisi ini sangat menguntungkan bisnis travel karena memberikan harapan dan peluang bisnis jika ditunjang oleh peningkatan pelayanan kepada pelanggan dan perusahaan senantiasa melakukan perbaikan manajemen secara berkelanjutan.
Walaupun persaingan bisnis penerbangan dapat menggeser bisnis pelayaran, namun PT Pelni harus tetap meningkatkan pelayanannya agar dapat mempertahankan penumpang yang dimiliki sebagai penumpang yang loyal.
Dewasa ini bisnis travel bukanlah usaha yang baru dan jumlahnya sudah sangat banyak, bisnis ticketing ini masih sangat prospektif. Supaya bisnis travel ini dapat berjalan baik, berbagai cara akan ditempuh oleh manajemen perusahaan agar usahanya tetap berkembang.
PT XYZ merupakan salah satu bisnis travel yang usahanya bergerak dalam bidang ticketing. Perusahaan ini melayani penjualan tiket pesawat dan kapal laut. Dalam mengelola usaha travelnya, PT XYZ masih menggunakan sistem informasi secara manual untuk pencatatan setiap transaksinya. Pencatatan dilakukan setiap hari pada kertas kerja (worksheet) dan diakhir bulan semua transaksi penjualan dibukukan dalam satu buku yang sama.
Pencatatan yang masih dilakukan secara manual bukan hanya untuk transaksi penjualan, tetapi semua transaksi yang mempengaruhi kegiatan operasi perusahaan. Hal ini mengakibatkan sulitnya melakukan pencarian dokumen tahun-tahun lalu serta sulitnya menelusuri setiap transaksi. Agar PT XYZ mampu bertahan dalam persaingan yang semakin ketat maka perusahaan ini harus mampu memperbaiki manajemennya, khususnya dalam mendokumentasikan setiap transaksi usahanya.
Pencatatan transaksi secara manual tersebut akan berbeda jauh dengan penginputan dan pemprosesan transaksi berbasis komputerisasi. Setiap badan usaha termasuk usaha travel tentunya menginginkan keuntungan yang maksimal dengan biaya yang relatif sedikit, tetapi terkadang terkendala dengan masalah kegiatan operasional yang dijalankannya.
Untuk mencapai laba maksimal, Sistem Informasi Akuntansi (SIA) memiliki pengaruh terhadap operasional perusahaan dan nilai lebih yang dirasakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) seperti pelanggan, pemasok, dan kreditur. Informasi yang handal dan penyajian laporan keuangan yang wajar sangat berpengaruh pada stakeholder dalam membuat komitmen kerja sama. Akibatnya, perusahaan dapat memperoleh kontribusi keuntungan atau penghasilan yang dapat menunjang kelancaran operasionalnya.
Teknologi SIA merupakan salah satu sistem penunjang penginputan data (input), pemprosesan (process) dan informasi (output) yang dihasilkan melalui sistem IT atau berbasis komputerisasi secara efektif, efisien dan akurat. Beberapa software yang digunakan para programer untuk membuat program adalah Visual FoxPro, Visual Dbase dan Visual Basic.
Dari beberapa program aplikasi yang tersedia, penulis menganggap bahwa Visual Basic.Net 2005 sebagai software yang mudah digunakan dalam melakukan perancangan program, karena software ini dapat mengakses data secara lebih mudah, cepat, dan akurat. Dengan Visual Basic.Net 2005, seorang user akan merasa jauh lebih mudah membuat sistem informasi tanpa mengurangi fasilitas program tersebut. Selain itu, tampilan program ini lebih canggih dibandingkan dengan edisi Visual Basic sebelumnya.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini kedalam penelitian dengan judul “Perancangan Program Sistem Informasi Akuntasi Berbasis Visual Basic.Net 2005 pada PT XYZ di Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Pengolahan sistem informasi pada PT XYZ di Makassar yang masih dilakukan secara manual dengan tingkat resiko kesalahan yang cukup besar mengakibatkan pihak perusahaan belum dapat menyajikan informasi secara akurat. Hal ini dapat menghambat pengambilan keputusan yang berarti dapat menghambat kegiatan operasional perusahaan. Oleh sebab itu, diperlukan suatu sistem informasi yang berbasis komputer untuk menyediakan informasi secara cepat.
C. Tujuan Penulisan
Program aplikasi yang akan dirancang bertujuan menghasilkan sistem informasi yang lebih akurat dengan menyiapkan program aplikasi Visual Basic.Net 2005 sehingga dapat mempercepat proses pengolahan, pencetakan dan pelaporan akuntansi pada PT XYZ Makassar dengan tenaga dan waktu yang lebih efisien dan tingkat kesalahan yang lebih kecil.


D. Manfaat Penulisan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Badan usaha, terdapatnya Software dalam pengelolaan kegiatan di perusahaan pada bidang ticketing untuk menghasilkan informasi yang cepat dan akurat bagi pihak manajemen untuk digunakan sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan.
2. Pembaca, sebagai bahan pustaka bagi pihak luar atau pembaca yang akan melakukan penelitian pada bidang yang sama.
3. Penulis, dengan penelitian ini dapat melatih diri dalam menganalisis masalah, merancang dan mendesain program, serta pembuatan program aplikasinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
E. Pengertian Perancangan dan Program Aplikasi Komputer
Salim dan Yenni Salim (1990:1231) menyatakan bahwa perancangan adalah “proses, cara atau perbuatan merancang”.
Program aplikasi komputer adalah perangkat lunak atau sering disebut software yang dirancang untuk mempermudah users dalam melakukan pekerjaan. Software diartikan sebagai program yang terdapat dalam suatu komputer yang memberikan perintah terhadap perangkat keras (hardware) untuk melakukan proses pengolahan data.
Program aplikasi komputer merupakan rangkaian instruksi yang diberikan pada komputer untuk mengolah suatu pekerjaan tertentu dari awal sampai akhir, guna memperoleh hasil yang diinginkan (Ismaya, 2006:521).
William (2002:2) mengemukakan bahwa “a program is a set of instructions that tell the computer how to perform a given task”. Pemrograman melakukan tugas tertentu berdasarkan perintah yang ada, khususnya dalam mengimplementasikan algoritma. Fungsi bahasa pemrograman adalah sebuah media untuk menyusun perintah serta sebagai alat komunikasi antara orang satu dengan yang lain.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan berarti usaha untuk membuat suatu bentuk atau model, sedangkan program aplikasi komputer merupakan salah satu software yang dirancang untuk menyelesaikan masalah tertentu.
F. Sistem Informasi Akuntansi
1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Romney (2006:6) mengemukakan bahwa an accounting information system is a system that collects, records, stores, and process data to produce information for decision makers. Sedangkan menurut Widjajanto (2001:4) sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.
Sistem informasi akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang lebih luas yang memasukkan semua informasi yang diperoleh dari aktivitas bisnis perusahaan (Husein, 2003:6).
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang mengumpul, mencatat, menyimpan, dan memproses data baik secara manual maupun komputerisasi yang menghasilkan informasi keuangan guna memudahkan manajemen dalam proses pengambilan keputusan.
Menurut Romney (2006:3), Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari lima komponen yaitu:
a. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.
b. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
c. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.
d. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.
e. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Kelima komponen tersebut secara bersama-sama memungkinkan suatu SIA memenuhi tiga fungsi pentingnya dalam organisasi, yaitu:
a. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.
b. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
c. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan handal.

2. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Tujuan dari setiap sistem informasi akuntansi adalah menyediakan informasi akuntansi bagi berbagai pemakai/pengguna. Pemakai terdiri dari pihak internal dan eksternal. Pihak internal seperti manajer atau dari pihak eksternal seperti pelanggan. Secara lebih khusus tujuannya adalah:
a. Untuk mendukung operasi harian.
b. Untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan intern perusahaan.
c. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan.
3. Siklus Pemrosesan Data
Menurut Romney (2006:30), Siklus pemrosesan data (data processing cycle) terdiri dari 3 (tiga) langkah, yaitu:
a. Input data
Input adalah sumber data yang diperlukan perusahaan untuk menjalankan operasi dan menghasilkan output. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) secara manual berbeda dengan berbasis komputerisasi. Ditinjau dari penginputan data, bila secara manual dibuatkan bukti transaksi sedangkan secara komputerisasi menggunakan dokumen elektronik.
b. Pemprosesan data
Saat sumber data tentang aktivitas bisnis sudah dikumpulkan, langkah berikutnya melibatkan proses pembaruan (updating) informasi yang sudah disimpan sebelumnya tentang sumber daya yang dipengaruhi oleh kegiatan tersebut dan para pelaku yang terlibat didalam aktivitas tersebut.
c. Penyimpanan data
Pada proses ini, sumber data yang telah diproses sebelumnya disimpan secara komputerisasi atau manual (keeping the books) agar dapat diakses dengan mudah dan efisien.
Pada dasarnya SIA secara manual dan berbasis komputerisasi sangat besar pengaruhnya pada penyajian laporan keuangan atau informasi yang dihasilkan Sistem Informasi Akuntansi secara komputerisasi memberikan jaminan yang wajar dibandingkan secara manual sehingga tujuan pengendalian dapat dicapai dengan pertimbangan hal-hal berikut:
a. Efektivitas dan efisiensi operasional organisasi
b. Keandalan laporan keuangan
c. Kesesuaian dengan hukum dan peraturan berlaku
d. Struktur organisasi yang memisahkan tugas dan tanggungjawab fungsional secara tegas
e. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan utang, pendapatan dan biaya
f. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap unit organisasi
4. Pengertian Bagan Alir (Flowchart)
Bagan alir (Flowchart) adalah teknik analisis yang dipergunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis. Bagan alir menggunakan serangkaian simbol standar untuk mendeskripsikan melalui gambar prosedur pemprosesan transaksi yang digunakan perusahaan, dan arus data yang melalui sistem (Romney, 2004:191).
5. Simbol-simbol Bagan Alir
Simbol-simbol yang dipergunakan untuk membuat bagan alir memiliki arti khusus yang dengan mudah dapat dilihat dari bentuknya. Bentuk simbol-simbol tersebut menunjukkan dan mendeskripsikan proses yang dilaksanakan dan input, output, pemrosesan, serta media penyimpanan yang dipergunakan.
Tabel 2.1 Simbol-simbol Umum Bagan Alir
Simbol Nama Keterangan
Simbol Input/Output

Dokumen Dokumen atau laporan: dokumen tersebut dapat dipersiapkan dengan tulisan tangan, atau dicetak dengan komputer.


Beberapa tembusan dari satu dokumen Digambarkan dengan cara menumpuk simbol dokumen dan mencetak nomor dokumen di bagian depan sudut kanan atas


Input/output; Jurnal/Buku Besar Fungsi input atau output apa pun di dalam bagan alir program. Juga dipergunakan untuk mewakili jurnal dan buku besar dalam bagan alir dokumen.


Pengetikan On-Line Memasukkan data melalui peralatan On-Line seperti terminal atau personal computer


Tampilan Informasi yang ditampilkan oleh peralatan output On-line, seperti terminal, monitor, atau layar

Simbol Pemrosesan

Pemrosesan dengan komputer Fungsi pemrosesan yang dilaksanakan dengan komputer, biasanya menghasilkan perubahan atas data atau informasi


Proses manual Pelaksanaan pemrosesan yang dilaksanakan secara manual

Simbol Penyimpanan

Arsip sementara Dipergunakan untuk menunjukkan tempat penyimpanan dokumen seperti lemari arsip dan kotak arsip

Arsip Permanen Digunakan untuk menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen.

Penyimpanan
On-line Data disimpan di dalam file on-line temporer melalui media yang dapat diakses secara langsung seperti disk.
Simbol Arus dan Lain-Lain


On-page connector
Menghubungkan arus pemrosesan di satu halaman yang sama; penggunaan konektor ini akan menghindari garis-garis yang saling silang di satu halaman

Off-page connector Suatu penanda masuk dari, atu keliar ke, halaman lain

Arus dokumen atau proses Arah pemrosesan atau arus dokumen; arus yang normal berada di bawah dan mengarah ke kanan

Terminal Titik awal, akhir, atau pemberhentian dalam suatu proses atau program; juga dipergunakan untuk menunjukkan adanya pihak eksternal.

Arus data atau informasi Arah arus data atau informasi; sering dipergunakan untuk memperlihatkan data yang dicopy dari satu dokumen ke lainnya.`
(Sumber: Diolah sendiri)
G. Database
Database merupakan kumpulan file yang terstruktur dan terintegrasi sedemikian rupa sehingga proses data dan pencarian data pada file dapat dilakukan dengan mudah (Wiidjajanto, 2001:64). Sedangkan Romney (2006:95) mengemukakan bahwa database adalah suatu gabungan file yang saling berhubungan dan dikoordinasi secara terpusat.
Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa database merupakan kumpulan semua file atau dokumen yang saling terkait.
Tipe database yang sering digunakan untuk membuat program adalah tipe database hubungan atau biasa disebut basis data hubungan atau relasi. Di Didalam basis data hubungan terdapat objek-objek seperti Field, Query, Relasi, Record dan lainnya. Metode penyimpanan seperti ini akan menyebabkan data mudah disimpan ke dalam database dan disisi lain mudah pula untuk diambil dari database jika diinginkan.
VB.NET dapat melakukan penyimpanan data di berbagai database. Akan tetapi, database yang paling optimal dintegrasikan dengan VB.NET adalah SQL Server dan Microsoft Access. Penulis menganggap bahwa SQL Server memiliki kelebihan dibanding Microsoft Access, yaitu memiliki kapasitas database yang lebih besar dan penanganan multiuser.
H. SQL Server
SQL (Structure Query Language) atau yang sering disebut dengan bahasa permintaan data yaitu standar yang digunakan untuk mengakses basis data (database) relasional terdiri dari file-file atau dokumen yang merupakan bagian dari database management system (DBMS). Sedangkan Microsoft SQL Server merupakan perangkat lunak yang berfungsi menampung data secara terstruktur dan dengan jumlah terbatas yang tujuannya adalah agar data tersebut dapat diakses lebih mudah dan cepat.
I. Visual Basic.Net 2005
1. Pengertian VB.Net 2005
Visual Basic.NET 2005 (VB.NET 2005) atau biasa disebut Visual Basic 8 adalah teknologi pemrograman Micrrosoft yang dapat digunakan untuk membuat aplikasi di lingkungan kerja berbasis Windows.
Visual Basic.NET 2005 adalah pengembangan dari Visual Basic sebelumnya. Kelebihan VB.NET 2005 terletak pada tampilannya yang lebih canggih dibandingkan edisi Visual Basic sebelumnya. Selain memilki kelebihan, VB.NET juga memiliki kekurangan. Kekurangan VB.NET 2005 yang terlihat jelas adalah beratnya aplikasi ini apabila dijalankan dikomputer yang memiliki spesifikasi sederhana (Wahana Komputer:1)
Visual Basic Net 2005 merupakan salah satu bahasa pemrograman yang digunakan para programer guna merancang suatu aplikasi sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dan dapat dioperasikan oleh users dengan lebih mudah dan cepat. Tujuan utamanya adalah memelihara informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan.
2. Komponen Lingkungan Kerja VB. Net 2005
1. Toolbox adalah bagian yang berguna sebagai tempat meletakkan objek-objek yang menjadi alat untuk memprogram. Dalam istilah pemprograman, yang dimaksud alat tersebut adalah sebuah Class. Objek-objek yang tersedia di VB.NET sangat banyak, seperti Textbox, ComboBox, Listbox dan lain sebagainya.

Gambar 2.1 Toolbox (Sumber: Diolah Sendiri)
2. Solution Explorer adalah bagian yang berfungsi melihat item-item penyusun sebuah sebuah proyek atau Solution. Sebuah proyek dapat disusun oleh berbagai macam item, yaitu:

Gambar 2.2 Solution Explorer (Sumber: Diolah Sendiri)
3. Area Kerja adalah jendela yang berguna untuk melakukan kegiatan pengisian kode ketika berupa tampilan kode (code view) dan juga tempat untuk mengatur desain form ketika berupa tampilan desainer (designer view)

Gambar 2.3 Area Kerja (Sumber: Diolah Sendiri)
4. Main Menu berguna sebagai tempat mengakses fungsi-fungsi di VB.NET.

Gambar 2.4 Main Menu (Sumber: Diolah Sendiri)
5. Toolbar berguna sebagai shortcut bagi fungsi-fungsi yang sering diakses di Main Menu.

Gambar 2.5 Toolbar (Sumber: Diolah Sendiri)
6. Server Explorer adalah bagian yang berungsi sebagai tempat untuk manajemen database. Bagian ini berguna jika VB.NET sedang digunakan untuk memprogram database.

Gambar 2.6 Server Explorer (Sumber: Diolah Sendiri)
3. Unit Kontrol Visual Basic.Net 2005
Kontrol adalah suatu komponen atau objek yang diletakkan dalam form (LPKBM MDCOMS, 2005:27). Setelah kontrol diletakkan dalam suatu form, maka kontrol tersebut berubah menjadi suatu elemen perantara pemakai dengan program yang dibuat. Berikut ini beberapa kontrol yang terdapat pada toolbox Visual Basic.net 2005:
Tabel 2.2 Unit Kontrol
ICON NAMA KONTROL FUNGSI
Pointer Penunjuk kontrol sehingga kita bisa memindahkan letak atau mengubah ukuran kontrol yang terpasang pada form.
PictureBox Menampung sebuah gambar image dengan tipe file bitmap, metafile, icon. JPEG, GIF dan PNG.
Label Menuliskan teks keterangan
TextBox Memasukkan teks saat aplikasi sedang dijalankan.
GroupBox Memisahkan kelompok-kelompok item kontrol.
Button Memberi tombol pelaksana perintah.
CheckBox Mengaktifkan atau menonaktifkan pilihan.
CheckedListBox Menampung daftar pilihan di mana di kiri item terdapat tanda centang.
Color Dialog Menampilkan kotak dialog untuk memilih warna.
ContexMenuStrip Menampilkan menu pop-up ketika pemakai mengklik-kanan mouse pada suatu objek.
RadioButton Meminta pengguna untuk menentukan 1 pilihan dalam sebuah grup.
ComboBox Menampung daftar pilihan.
ListBox Menampung daftar pilihan seperti ComboBox.
HScrolBar Penggulung yang berorientasi horisontal.
VScrolBar Penggulung yang berorientasi vertikal.
Timer Meningkatkan eventbpada interval tertentu.
TabControl Menyediakan halaman tab untuk mengorganisasikan dan mengakses objek yang dikelompokkan secara efisien.
ErrorProvider Menampilkan informasi kesalahan ke pemakai.
DataTimerPicker Menampilkan waktu dan tanggal yang diambil dari sistem komputer.
FontDialog Menampilkan kotak dialog dimana pemakai dapat mengatur font beserta atributnya.
LinkLable Mirip dengan label, hanya saja memiliki kemampuan tambahan yaitu dapat menjadi sebuah link ke suatu alamat URL.
ImageList Menampung sebuah gambar atau image
DataGridView Menampilkan data secara tabular dari suatu database.
MonthCalender Menampilkan sistem penanggalan yang diambil dari sistem komputer.
Panel Mengelompokkan kumpulan kontrol, tidak bisa diberi label judul dan frame yang dapat digulung.
ProgressBar Menunjukkan jalannya proses sampai selesai dari suatu aksi secara grafikal.
SaveFileDialog Menampilkan kotak dialog dimana pemakai dapat menyimpan sekaligus memberi nama file.
SplitContainer Sebagai pemisah panel guna mengubah ukuran kontrol docking.
ToolStrip Menampilkan teks ketika pemakai menunjuk pada suatu kontrol.
ToolTip Menampilkan informasi teks ketika pemakai menunjuk pada suatu kontrol.
WebBrowser Untuk membuat suatu antarmuka internet.
PrintDialog Menampilkan kotak dialog dimana pemakai dapat memilih printer yang akan dugunakan dan mengatur atributnya.
PrintDocument Mengatur properti mencetak dokumen.
MenuStrip Membuat menu pull down.









(Sumber: Diolah Sendiri)

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dan penyusunan proposal dilakukan pada bulan Desember 2008 s/d September 2009.
2. Tempat Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di PT XYZ yang berlokasi di Jl. Monginsidi No. 78A Makassar.
B. Tipe Penelitian
Untuk menyelesaikan tugas akhir ini penulis menggunakan tipe penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku dan literatur-literatur lain dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan dan landasan teori yang berhubungan dengan ruang lingkup permasalahan.
2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penulis mengumpulkan data dengan cara mengadakan wawancara secara langsung maupun tidak langsung kepada pegawai selaku pihak yang mengoperasikan transaksi perusahaan, untuk menemukan hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, maka dilakukan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Merupakan bentuk pengumpulan data dengan mewawancarai pegawai perusahaan yang terkait langsung dengan pengoperasian transaksi serta pemilik PT XYZ di Makassar.
2. Analisis Dokumen
Adalah dengan cara melakukan pencatatan serta menganalisis data dan dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian, yaitu laporan bulanan transaksi perusahaan dan daftar harga tiket yang terkait dengan penelitian.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari hasil observasi dan tanya jawab dengan pihak yang berwenang dari perusahaan yang berhubungan langsung dengan pengelolaan persediaan.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari dokumen perusahaan dan literatur yang mendukung permasalahan yang dibahas dalam penulisan ini.
2. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh oleh penulis yaitu:
a. Responden
Responden dalam hal ini adalah pemimpin atau pemilik perusahaan serta pegawai yang terkait langsung dengan objek penelitian. Data diperoleh dari pihak perusahaan tersebut melalui wawancara atau tanya jawab.
b. Dokumen
Data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang didapatkan dari perusahaan, seperti laporan bulanan transaksi perusahaan dan daftar harga tiket yang terkait dengan penelitian.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode analisis sistem. Analisis sistem mencakup studi kelayakan dan analisis kebutuhan. Studi kelayakan menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Berguna untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada perusahaan serta dampak terhadap lingkungan sekeliling. Sedangkan analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan (disebut juga spesifikasi fungsional). Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci tentang hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan. Tujuan utama analisis sistem adalah untuk menentukan hal-hal detil tentang yang akan dikerjakan oleh sistem yang akan diusulkan.

Adapun proses pengolahan data transaksi adalah sebagai berikut:








Gambar 3.1 Proses Pengolahan Data Transaksi (Sumber: Diolah Sendiri)